Menanam Alpukat Dalam Pot untuk Pekarangan Rumah yang Sempit

Selain memperindah taman di halaman rumah dengan bunga, kita mungkin juga ingin punya pohon buah-buahan ada di pekarangan kita. Tapi sayangnya tidak semua rumah memiliki kebun yang luas di bagian depannya. Bagaimana solusinya ya? Caranya adalah dengan menanam pohon buah-buahan tersebut di dalam pot, atau yang dikenal dengan istilah "Tabulampot" atau "Tanaman buah dalam Pot". Bagaimana? Menarik kan? Yuk simak selengkapnya. - Greenmara

Mengenal Budidaya Alpukat dalam Pot

Alpukat merupakan jenis buah dengan pohon yang berukuran tinggi. Sangat wajar jika banyak yang tidak percaya bahwa alpukat bisa ditanam di dalam pot. Faktanya, sudah banyak yang berhasil membudidayakan alpukat dalam pot bahkan dengan skala yang besar. Jadi, kita tidak perlu ragu jika ingin menghadirkan tanaman alpukat di halaman rumah kita yang mungkin memiliki lahan terbatas.

Hal yang perlu kita tau dari awal adalah bahwa ternyata tidak semua jenis alpukat cocok untuk ditanam di dalam pot. Beberapa jenis alpukat tertentu seperti alpukat miki, alpukat hass dan lapukat mentega lah ternyata yang selama ini telah banyak dibudidayakan di dalam pot. Alasan nya sederhana saja, beberapa jenis alpukat tersebut bisa tetap tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang berkwalitas walaupun batang pohon nya tidak begitu tinggi.

Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari semua hal yang perlu kita ketahui untuk mulai membudidayakan alpukat di dalam pot. Mulai dari cara memilih bibit yang baik, ukuran pot yang sesuai, penyiapan media tanam, proses penanaman dan perawatan, hingga kelebihan dan kekurangan menanam alpukat dalam pot.

Cara Memilih Bibit Alpukat yang Baik

Dalam proses pemilihan bibit alpukat yang baik, hal pertama yang perlu kita perhatikan adalah penyeleksian biji alpukat. Kualitas indukan akan menentukan kualitas tanaman yang akan kita hasilkan, oleh karena itu, gunakan biji yang berasal dari buah alpukat yang bagus kwalitasnya. Hindari penggunaan biji yang nampak agak busuk atau menghitam.

Proses selanjutnya setelah kita melakukan penyeleksian biji alpukat adalah pencucian biji alpukat. Pastikan semua biji alpukat tercuci dengan bersih, jangan sampai ada daging buah yang tersisa. Biji alpukat biasanya diselimuti oleh kulit berwarna coklat. Cucilah setiap biji tersebut hingga kulit coklat pembungkus ini terkelupas semua, hingga menyisakan biji yang berwarna putih bersih.

Pemilihan Pot yang baik untuk tanaman Alpukat

Gunakanlah pot yang berukuran besar. Hal ini karena pada dasarnya pohon alpukat tergolong kedalam pohon berukuran besar. Jadi, meski kita tanam di dalam pot, akar dan batang pohon akan tetap membutuhkan ruang yang cukup luas. Jika memungkinkan, pakailah pot berukuran diameter 60 sentimeter dan ketinggian 45 sentimeter. Bahkan jika ada, gunakan pot dengan ukuran yang lebih besar.

Penyiapan Media Tanam

Salah satu pilihan media tanam yang baik untuk tanaman alpukat dalam pot adalah campuran tanah bakar, pasir dan pupuk kandang, serta pupuk jenis kimia yang takarannya lebih sedikit. Perbandingan yang disarankan adalah perbandingan yang sama rata dengan takaran tanah.

Gunakan tanah dengan pH yang rendah. Hal ini karena alpukat akan tumbuh maksimal bila ditanam di tanah yang memiliki pH rendah (pH 5 sampai 7) atau tanah yang bersifat asam bukan basa. pH tanah yang tinggi, akan menurunkan kemampuan alpukat dalam menyerap nutrisi seperti zat besi dan seng yang berujung pada terhambatnya pertumbuhan tanaman.

Untuk mengetahui tingkat pH tanah, kita bisa menggunakan pH meter. biasanya alat ini bisa kita beli di toko pertanian atau bisa juga membelinya secara online. Jika kebetulan kita tidak punya pH meter, ada beberapa cara tradisional yang bisa kita lakukan untuk memprediksi tingkat pH tanah. Beberapa cara tersebut adalah sebagai berikut:

Mengukur pH tanah dengan indikator tanaman liar

Pada tingkat asam dan basa tanah yang berbeda, tanaman liar yang tumbuh juga akan berbeda-beda. Tanaman liar di suatu lahan dapat dijadikan sebagai indikator paling sederhana untuk mengetahui apakah tanah tersebut bersifat asam atau basa.

Salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai indikator adalah harendong (Melastoma Malabathricum). Jika suatu lahan banyak terdapat tanaman liar ini, berarti tanah pada lahan tersebut memiliki kadar pH yang rendah.

Mengukur pH tanah dengan indikator kunyit

Kunyit memang sudah sangat populer untuk dijadikan sebagai ‘alat’ tradisional untuk mengukur tingkat keasaman tanah. Walaupun demikian, mungkin masih banyak petani yang tidak mengetahui hal ini. Untuk menggunakannya, terdapat beberapa langkah-langkah, yaitu:

Petani harus menyediakan rimpang kunyit seukuran jempol, lalu memotongnya menjadi dua bagian. Buatlah sampel tanah dari lima titik yang berbeda. Empat titik berada di ujung lahan dan satu titik berada di tengah lahan. Semua sampel tersebut dijadikan satu ke dalam sebuah wadah, disiram dengan air secukupnya, lalu diaduk hingga merata. Masukkan satu bagian rimpang kunyit ke dalam adonan tanah tersebu dan biarkan hingga 30 menit. Bandingkan warna kunyit yang satunya lagi dengan kunyit yang telah dimasukkan ke dalam adonan tanah.

Jika warna kunyit menjadi lebih pudar, maka tanah tersebut memiliki pH rendah (bersifat asam), dan sebaliknya. Namun, jika kunyit tidak mengalami perubahan pada warnanya, maka tanah di lahan tersebut memiliki pH netral.

Mengukur pH tanah dengan indikator kubis merah

Bukan hanya kunyit, kubis merah juga menjadi tanaman yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat keasaman tanah.

Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan, yakni sebagai berikut:

Petani mengambil bagian kepala kubis merah, lalu dipotong-potong hingga halus. Larutan yang dihasilkan kubis merah tersebut akan mengalami perubahan warna sesuai dengan pH larutan benda yang bersentuhan dengannya. Didihkan air destilasi. Perlu diingat bahwa air destilasi yang digunakan di sini harus merupakan air destilasi murni agar hasil pengukurannya lebih akurat. Masukkan irisan kubis merah ke dalam air destilasi yang mendidih tadi, lalu biarkan ia terendam hingga sepuluh menit. Saring rendaman kubis merah tersebut. Warna airnya yang ungu menunjukkan bahwa pH-nya bersifat netral. Terakhir, ujilah sampel tanah yang telah diambil dari lahan.

Tuangkan beberapa inchi air ke dalam dua cangkir yang berbeda, lalu masukkan dua sendok tanah. Biarkan selama tiga puluh menit. Jika airnya tidak berubah, maka pH tanah tersebut bersifat netral. Jika airnya berubah menjadi merah muda, maka tanahnya bersifat asam, sementara jika airnya berubah menjadi biru atau hijau, berarti tanahnya bersifat basa.

Menyesuaikan pH Tanah

Jika tanah yang tersedia di sekitar anda memiliki pH tinggi, anda bisa mencoba menurunkan tingkat pH dengan menambahkan bahan organik kedalamnya. Hal ini memang memerlukan waktu yang lama, akan tetapi menjadi alternatif bila Anda kesulitan menemukan tanah yang memiliki pH rendah.

Proses Penanaman Alpukat ke Dalam Pot

Malam hari adalah waktu yang dianjurkan bagi kita saat ingin menanam alpukat ke dalam pot. Suhu udara yang dingin dipercaya mampu membuat tanaman tumbuh subur dikemudian hari. Setelah ditanam, letakkanlah tanamanmu di lokasi yang terkena sinar matahari secara langsung.

Merawat Tanaman Alpukat dalam Pot

Tidak hanya penyiraman dan pemupukan, pemangkasan teratur juga penting agar tanaman tidak mudah terserang hama dan penyakit. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga agar tinggi batang tidak begitu menjulang. Penggantian pot setiap dua tahun sekali juga perlu dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi tanaman anda.

Kelebihan dan Kekurangan Menanam Alpukat dalam Pot

Secara umum, kelebihan menanam alpukat dalam pot adalah kita bisa memiliki tanaman alpukat meski luas halaman rumah kita terbatas. Disamping itu, kita juga diberi kemudahan nantinya pada proses panen, karena pohon alpukat yang ditanam di dalam pot cenderung berukuran lebih pendek dibanding dengan yang ditanam langsung ke tanah di lahan yang luas.

Sedangkan untuk kekurangannya, menanam alpukat dalam pot akan membutuhkan usaha ekstra dari kita sebagai penanam. Pertumbuhan pohon alpukat tentu memaksa kita untuk terus menjaga keremajaan nutrisi yang terkandung dalam media tanam yang kita gunakan. Penambahan pupuk atau penggantian dengan media tanam baru tentu membutuhkan usaha lebih dari kita. Namun hal ini tentunya tidak menjadi masalah terutama bagi kita yang memang menyukai buah alpukat.

Itulah tadi pengenalan budidaya alpukat dalam pot, semoga apa yang saya bahas kali ini bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi.

Referensi:

  1. Tabulampot Alpukat Agar Cepat Berbuah - https://www.bibitbuahku.com/blog/tabulampot-alpukat - Diakses tanggal 13 Juli 2021
  2. Ingin Budidaya Alpukat di Dalam Pot? Ini Dia Caranya - https://paktanidigital.com/artikel/budidaya-alpukat-di-dalam-pot/ - Diakses tanggal 13 Juli 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbagai Manfaat Baking Soda untuk Tanaman Kesayangan Kita

Siapa sangka, baking soda yang selama ini kita kenal sebagai bahan pembuat makanan ternyata juga bisa bermanfaat untuk tanaman ya...