Istilah BUDENOPI merupakan singkatan dari "Budidaya Kedelai No Pestisida Kimia". Ini merupakan teknologi budidaya kedelai baru yang dikembangkan oleh Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Saya yakin banyak orang yang baru mendengar istilah ini ya. Jika anda adalah salah satunya, luangkan waktu anda sejenak dan baca artikel ini hingga selesai. - Greenmara
Awal Mula Pengembangan BUDENOPI
Begitu banyak hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman kedelai dan mengganggu pertumbuhannya. Misalnya saja seperti lalat kacang (Ophiomyia phaseoli), ulat penggulung daun (Lamprosema indicata), kumbang daun (Phaedonia inclusa), kutu daun (Aphis glycines) dan lain sebagainya. Hal ini tentu sangat berbahaya karena dapat menurunkan hasil panen atau bahkan menyebabkan tanaman kedelai mati, terutama jika tanaman sudah terkena penyakit seperti: penyakit tular tanah (Rhizoctonia solani & Sclerotium rolfsii), downy mildew (Peronospora manshurica), powdery mildew (Microsphaera diffusa) dan karat daun (Phakopsora pachyrhizi).
Langkah penanggulangan yang biasanya diambil oleh para petani kedelai untuk melindungi tanaman mereka dari berbagai hama dan penyakit adalah dengan mengandalkan pestisida kimia. Tapi siapa sangka, hal ini ternyata justru memicu peningkatan populasi hama dan penyakit di lapangan, sehingga semakin lama mereka semakin sulit dikendalikan. Penggunaan pestisida kimia ternyata membuat sebagian besar hama menjadi kebal hingga berujung pada ledakan populasi hama. Pemakaian pestisida dengan takaran yang kurang pas serta waktu pengaplikasian yang tidak teratur diduga menjadi pemicu hal ini.
Akhirnya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian mencoba mencari solusi baru. Jalan yang dipilih adalah dengan memanfaatkan pestisida non kimia atau yang dikenal juga dengan istilah "Biopestisida". Inilah yang pada akhirnya dikembangkan menjadi teknik BUDENOPI.
Biopestisida apa yang digunakan dalam BUDENOPI?
Berdasarkan hasil penelitian yang diedarkan melalui leaflet di website litbang pertanian, berikut ini adalah beberapa biopestisida yang digunakan dalam BUDENOPI:
- Trichol 8 merupakan biofungisida dari konidia cendawan antagonis Trichoderma harzianum yang digunakan untuk perawatan (treatment) benih, berfungsi untuk menekan penyakit tular tanah (R. solani dan S. rolfsii). Selain itu, juga berfungsi sebagai dekomposer yang lebih cepat menyediakan unsur hara sehingga tanaman menjadi lebih toleran terhadap patogen.
- SBM (serbuk biji mimba) mengandung senyawa azadirachtin yang berfungsi menolak kedatangan berbagai jenis serangga hama pada tanaman, menghambat nafsu makan, dan menurunkan vertilitas serangga.
- Vir-Gra yaitu Spodoptera litura nuclear polyhedrosis virus (SLNPV) efektif membunuh berbagai jenis hama daun maupun polong pada stadia larva.
- Be-Bas yaitu biopestisida dari konidia cendawan entomopatogen Beauveria bassiana untuk membunuh serangga pengisap daun dan polong serta penggerek polong.
- Eugenol yaitu biofungisida dari minyak cengkeh digunakan untuk mengendalikan penyakit karat daun, downy mildew, dan powdery mildew.
Keuntungan Penggunaan Biopestisida
Beberapa kelebihan atau keuntungan dari pemanfaatan Biopestisida adalah:
- Tidak menyebabkan kekebalan dan ledakan populasi pada hama sasaran
- Bahan baku tersedia di sekitar kita dan mudah diperoleh di alam
- Aman bagi makhluk hidup lain seperti binatang ternak, hewan peliharaan, dan bahkan aman bagi manusia
- Tidak mencemari sumber air dan lingkungan
- Produk yang dihasilkan bebas residu pestisida kimia
Nah, seperti itulah sekilas pembahasan tentang Teknologi BUDENOPI. Silahkan kunjungi sumber yang saya cantumkan di bawah artikel ini untuk keterangan yang lebih rinci tentang teknik ini. Terimakasih atas waktu yang sudah anda luangkan, semoga apa yang saya sajikan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel berikutnya.
Referensi:
- BUDENOPI, Budidaya Kedelai No Pestisida Kimia - https://pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3215 - Diakses tanggal 23 Agustus 2021
- Leaflet BUDENOPI - https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/leaflet/budenopi/ - Diakses tanggal 23 Agustus 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar